0877-3602-6268

Mau Pasang Iklan?

Informasikan Bisnis & Usaha Anda di Sini

Sabtu, 17 September 2016

Dampak Musim Kemarau Basah Bagi Lingkungan

(Foto Ilustrasi)

Wonogiri ~ (infogiriwoyo.com), Memasuki Bulan Agustus dan September, sejumlah kecamatan di Kabupaten Wonogiri biasanya menghadapi kekeringan dan krisis air bersih. Berbeda dengan tahun ini, meski memasuki musim kemarau tapi hujan masih sering turun. Dengan begitu fenomena kemarau basah saat ini berdampak positif terhadap kekurangan air bersih.

“Sebenarnya masuk bulan Agustus, kekeringan sudah terjadi di kawasan selatan Wonogiri seperti Kecamatan Pracimantoro, Kecamatan Paranggupito, Kecamatan Giritontro dan Kecamatan Giriwoyo. Karena sampai saat ini masih turun hujan, krisis air di daerah-daerah tersebut tidak terjadi,” ujar Sumarjo, Direktur Utama PDAM Giri Tirta Sari, Jumat (17/09/2016).

Menurutnya, fenomena alam ini tentu sangat menguntungkan bagi masyarakat  Wonogiri yang menggunakan jasa layanan air bersih PDAM. “Ya ini tentu menguntungkan bagi kami, karena sumber Sungai Bengawan Solo tidak mengalami penurunan debit air,” tutur Sumarjo.

Dia menjelaskan, di musim kemarau pihaknya pun tidak menjamin pasokan air lancar bagi para pelanggan bahkan di kawasan Wonogiri kota sekalipun. “Kalau kemarau seperti biasanya kami harus menggilir pasokan air. Kecamatan Selogiri di Desa Gemantar dan Lingkungan Wonokarto, Kecamatan Wonogiri daerah dekat RSPD sering terkena dampak dari penggiliran air,” kata Sumarjo.



Hanya mengandalkan air sungai Bengawan Solo tentu pihaknya harus pintar mengatur suplai air ke seluruh wilayah di Wonogiri yang terdiri dari 25 kecamatan. “Berbeda dengan Kabupaten Karanganyar yang mempunyai banyak sumber air. Kita hanya menggunakan air dari  sungai Bengawan Solo,” tandas Sumarjo. 

Disisi lain bagi petani melon dan tembakau musim kemarau basah merupakan masa tanam yang menghawatirkan, di karenakan biasanya untuk kedua jenis tanaman ini paling cocok di tanam saat musim kemarau. di Giriwoyo sendiri saat ini banyak petani yang beralih menanam tembakau khususnya di desa Tawangharjo atau melon dibandingkan menanam jagung atau jenis palawija yang lain karena hasil penjualan yang sangat menggiurkan.

Sebagai contoh tembakau jika sudah panen harga jual perkilonya bisa mencapai Rp. 23.000,00 hingga Rp. 35.000,00 tergantung dari jenis mutu dan kualitasnya, sedangkan Harga melon super bisa mencapai Rp 8000 per kilogram. Jauh apabila dibandingkan dengan harga Gaplek yang berkisar Rp. 800 - Rp. 1000, atau Jagung yang juga berkisar Rp. 3000 - Rp. 3.400.

Memang musim kemarau basah saat ini berdampak positif untuk wilayah yang biasanya kekeringan dan kesusahan air bersih sebagai contoh daerah Guwotirto dan Girikikis yang setiap musim kemarau dapat dipastikan kekurangan air bersih. karena kemarau basah sampai saat ini sumber- sumber mata air masih mengeluarkan airnya. Lain halnya bagi petani melon dan tembakau musim kemarau basah bisa mengurangi hasil dan kualitas panen saat- saat sekarang ini. [SAN]

Tidak ada komentar:
Write komentar

Punya informasi terbaru yang ingin dimuat di web ini?. Hubungi kami di link ini:- https://t.co/quGl87I2PZ
Mau langganan informasi?