Giriwoyo, Sabtu 13 Agustus 2016. Kwaran Giriwoyo mengadakan kemah Penggalang mulai tingkat SD sampai SMP. Kemah ini direncanakan akan dilaksanakan selama 3 hari yakni mulai tanggal 13 - 15 Agustus 2016. Akan tetapi karena Cuaca yang kurang bersahabat kegiatan kemahpun di hentikan di tengah jalan. Di mulai dari sabtu pagi dimana kondisi lapangan Giriwoyo sudah tergenang air karena hujan yang mengguyur kecamatan Giriwoyo pada malam harinya. semua peserta dari masing- masing gugus depan sudah mulai berdatangan dan mulai memasang tenda sesuai nomer kavling yang telah diundi sebelumnya. Sebenarnya sudah nampak keraguan terlihat pada masing- masing gugus depan untuk memasang tenda karena kondisi lapangan yang masih becek, tergenang air dan pagi itupun lapangan masih di guyur hujan gerimis.
Satu persatu tenda peserta sudah mulai berdiri kokoh, waktu menunjukkan pukul 13.00 WIB akhirnya Kegiatan kemah pun dibuka dengan rangkaian upacara pembukaan, dilanjutkan agenda yang kedua permainan besar, disusul kegiatan selanjutnya semaphore, morse, yel-yel, kesenian dan juga periksa keseragaman. Dimana semua kegiatan tersebut sudah tersusun rapi dalam jadwal kegiatan pada hari pertama kemah. Semua kegiatan tersebut mampu diselesaikan oleh semua regu sampai sore hari dengan lancar.
Agenda selanjutnya setelah Ishoma adalah Api unggun dan Pentas Seni I untuk regu putra. Belum dimulai acara baru persiapan dari panitia, hujan mulai turun mula- mula hanya gerimis akhirnya semakin deras. Persiapan Api Unggun dan Pentas Seni gagal dilaksanan. Hujan lebat terus mengguyur lapangan Giriwoyo sampai pukul 22.30 dan terus berlanjut sampai pagi hari. Karena kondisi lapangan dan semua tenda sudah tidak memungkinkan untuk berteduh, panitiapun menginstruksikan kesemua gugus depan untuk mengevakuasi anak- anak peserta kemah ke tempat yang lebih aman di sekitar lapangan Giriwoyo.
Hujan tak kunjung reda, peserta kemah sudah mulai dievakuasi oleh kakak- kakak pembina pendamping masing- masing, ada yang ke SDN Sejati, ke rumah- rumah warga, kerumah guru pendamping yang terdekat, ada pula yang dijemput wali muridnya karena khawatir dengan keadaan putra/ putrinya. Mungkin malam itu menjadi malam yang tak terlupakan oleh semua peserta kemah, dalam keadaan basah dan lapangan yang banjir mereka mulai mengevakuasi barang- barang mereka dengan penuh semangat, "Inilah kemah yang sesungguhnya, karena peserta tidak hanya mendapat ujian dan rintangan dari kakak pembina panitia saja akan tetapi mereka mendapakan ujian yang sesungguhnya dari Alam berupa Hujan dan kondisi lapangan yang tidak memunkinkan. Dari sini mereka akan belajar bahwasanya kemah itu tidak hanya membentuk kedisiplinan, karakter, dan kepemimpinan semata akan tetapi mereka disini berlatih untuk merasakan keprihatinan memupuk empati bagaimana rasanya di timpa musibah banjir seperti yang dirasakan saudara- saudara kita yang terkena banjir" tutur Sulistiyo, S.Pd salah satu pembina pendamping salah satu gugus depan.
Walaupun semua peserta sudah di ungsikan akan tetapi masih ada beberapa kakak pembina yang bertahan di tenda untuk menjaga barang- barang dalam tenda. Keesokan harinya Panitia Jambore Kemah sesuai agenda menginstruksikan untuk semua peserta yang masih bertahan dan kembali ke lapangan untuk mengikuti Upacar memperingati Hari Pramuka 14 Agustus 2016, pelaksanaan upacara di tempatkan di halaman pendopo kecamatan Giriwoyo. Setelah pelaksanaan upacara selesai panitia memutuskan untuk mengakhiri rangkaian Jambore Kemah Kwaran Giriwoyo yang seharusnya di adakan 3 hari 2 malam menjadi 1 hari 1 malam, di karenakan situasi cuaca yang tidak menentu dan kondisi lapangan yang banjir.
Tidak ada komentar:
Write komentar